Sabtu, 05 Maret 2016

Ikan Yang Tenggelam – Mario Teguh - Bagian 2

Bagaimana jika ada teman yang tidak mau berupaya karena mereka berdalih mereka sedang mensyukuri apa yang telah dimiliki? 

Yang menjadikan ikan itu tenggelam, atau menjadikan kita tenggelam dalam kesedihan atau kesulitan karena kita lupa dengan yang kita miliki karena sedang sibuk menginginkan yang belum kita miliki. Berapa banyak orang hari ini yang kalau pergi ke rumah itu bukan karena mensyukuri yang sudah ada dan menggunakannya untuk membangun kehidupan yang lebih baik, di bandingkan dengan yang keluar dari rumah karena menginginkan yang belum dimilikinya. 

Ada orang yang kebahagiannya adalah kalau sudah punya rumah, ada yang kalau sudah punya kendaraan dan lain-lain. Kalau orang itu mensyaratkan memiliki sesuatu yang belum dimilikinya untuk bahagia. Kalau dia sudah punya itu baru bahagia, lalu jika semua itu tidak ada lagi dia tidak bahagia. Berarti kebahagian orang ini ada pada barang barang itu, padahal kebahagiaan itu harusnya di hati. Berarti orang-orang yang menaruh kebahagiaannya di hati tidak akan tidak berbahagia kalau tidak punya itu semua. Itu sebabnya ada orang yang bisa mengatakan bisa kaya tanpa harta. Kalau istrinya baik, anaknya baik, namanya baik, nafkah atau makanan yang makan anak-anak itu jujur, itu adalah kekayaan yang mulia. Jadi kalau begitu bagaimana kalau kita berhenti menginginkan yang belum yang kita miliki dengan cara melupakan yang sudah kita miliki. Bagaimana kalau kita balik sekarang, mensyukuri yang sudah kita miliki lalu mengupayakan yang belum kita miliki untuk memperkaya kehidupan kita. 

Jadi sebelum berangkat ke kantor, dari rumah itu peluk istri erat-erat seperti tidak mau lepas, untuk anak, sebelum sekolah peluk mereka erat-erat, doakan mereka untuk berhasil atau katakan: “buat ayah bangga ya, yang pinter ya”. Waktu kerja katakan pada diri sendiri: Tuhanku alangkah indahnya kalau aku bisa sekolahkan mereka di tempat yang lebih baik, alangkah indahnya apabila aku bisa melengkapi istriku dengan perhiasan yang lebih indah, alangkah indahnya apabila aku bisa menaruh mereka di rumah yang tidak bocor, yang sehat, yang aman. Jadi kalau begitu, mulailah dari yang sudah kita miliki, syukuri itu sebagai cara untuk mencapai yang belum kita miliki.


Rasa iri itu boleh ada atau tidak, dan bagaimanakah cara mengubah rasa iri itu menjadi suatu motivasi bagi kita untuk berusaha lebih keras?

Iri mengenai kebaikan orang lain. Kalau ada orang merasa tersiksa karena tidak memiliki yang dimiliki orang lain, irinya karena dia melihat dirinya kurang. Yuk kita iri kepada orang yang lebih kebaikannya, kita iri kepada orang yang menyehatkan tubuhnya untuk bangun pagi segera melayani sesama. Jangan iri kepada orang yang malas tapi kaya. Kalau begitu jadilah orang yang iri hati melihat kelebihan orang yang baik. Caranya adalah bersainglah dengan diri sendiri, anda tau kalau anda masih malas, anda tau kalau anda masih suka menunda, anda tau kalau anda meragukan yang anda lakukan, anda takut tentang masa depan. Irilah dengan orang-orang yang ikhlas, karena orang-orang ikhlas itu tau kalau dia berhasil itu karena dia diberhasilkan bukan karena dia pandai. 

Waktu anda berdoa karena anda punya proyek untuk di laksanakan, anda berdoa supaya proyek tidak gagal, padahal Tuhan itu bisa menggagalkan untuk kebaikan, lalu kenapa Tuhan anda minta untuk memberhasilkan sesuatu tanpa ada kemungkinan menggagalkan untuk lebih baik. Berarti ikhlas itu betul betul bebas. Katakan pada diri sendiri : Ini rencanaku Tuhan, aku kerjakan, tugasku adalah melakukannya, tugas Tuhan memberhasilkannya termasuk menggagalkannya dulu.

“Syukuri apa yang sudah kita miliki sebagai cara untuk mencapai apa yang belum kita miliki”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar”